Guru Kerja Keras Kembalikan Semangat Siswa


Melihat Hari Pertama Murid Lereng Merapi Masuk Sekolah
Guru Kerja Keras Kembalikan Semangat Siswa
Dentuman dahsyat memuntahkan pasir kerikil berhamburan
Semua gelisah, ngeri, dan lari…
Menjauhi dirimu dengan jerit
Menangis pilu
Kini hancurlah sekelilingmu
Tinggalkan bau bangkai dan hamparan pasir
Yang menyesakkan hatiku
ANNISA ANDRIANI, Sleman
ADA saja cara seorang pendidik untuk mengakrabkan anak-anak didiknya dengan seluk beluk Merapi. Setelah memperkenalkaan segala kemolekan Merapi, sang guru juga menyelipkan kisah mengenai ancaman Merapi. Inilah cara yang dilakukan untuk menghilangkan trauma pada anak-anak pascatragedi letusan Merapi yang mereka alami.
Kemarin (22/11), merupakan hari pertama masuk sekolah bagi murid sekolah yang berada di lereng Merapi. Di daerah yang kini telah menjadi zona aman setelah dikuranginya radius bahaya Merapi, beberapa sekolah sudah mulai berbenah untuk kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebab sejak ditinggal mengungsi, KBM di sekolah-sekolah lereng Merapi sempat terhenti.
Karena baru pertama masuk, materi pelajaran yang disampaikan pun bukan pelajaran sesuai kurikulum bagi masing-masing kelas. ’’Hari pertama kami isi dengan memotivasi murid-murid agar tetap semangat. Jadi isi pelajaran tadi juga bukan pelajaran sekolah, melainkan senang-senang seperti menyanyi, membaca puisi, pokoknya sesuatu yang membuat anak-anak ini bangkit kembali,’’ ungkap Sri Suprapti, guru kelas 6 SD Banyuurip 1 Wonokerto, Turi.
Sengaja Suprapti membuat puisi tentang Merapi yang dibacakan di depan murid-muridnya. Suprapti mengaku, dia juga menyuruh murid-murid untuk membuat puisi dengan tema yang sama. Langkah ini, dimaksudkan agar murid lebih memahami dan akrab dengan Merapi, yang selama ini memberi keindahan, namun juga menebar ancaman.
Kalau soal takut, hampir dipastikan semua murid merasa takut jika diingatkan kembali mengenai letusan Merapi. Tapi karena istilahnya tumpah darah mereka di desa tersebut,  mereka mau tak mau harus terima dengan Merapi yang demikian.
Menurutnya, cara seperti ini dianggap mampu membangkitkan semangat dan meminimalisasi trauma anak-anak terhadap bencana Merapi. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme murid-murid SD tersebut yang semuanya lantas membuat puisi tentang Merapi.
Seorang murid bernama Tri Miluyani, bahkan mendapat nilai 9 atas karya puisi tentang Merapi yang dibuatnya. Angka 9, merupakan angka yang tak biasa bagi mata pelajaran seni kreatif yang dipatok dengan angka 8 untuk nilai tertingginya.
Hal serupa juga dilakukan SD Tawangharjo, Pakem. Kemarin, pelajaran kurikulum belum disampaikan muridmurid yang baru saja masuk sekolah setelah sekian lama mengungsi. Materi yang disampaikan adalah memotivasi murid-murid dengan melakukan kegiatan menyenangkan. Guru-guru juga memberikan pengertian mengenai kondisi Merapi dan berupaya menghilangkan trauma murid-muridnya melalui kegiatan dan pengertian yang disampaikan tersebut.
’’Hari pertama juga masih diisi dengan kerja bakti menata meja kursi, yang dibantu oleh TNI, SAR, dan relawan. Besok diharapkan kegiatan sekolah sudah bisa dimulai,’’ ungkap Kepala SD Tawangharjo Jasriwanti.
Karena keterbatasan ruangan siap pakai, kegiatan belajar kemarin dibagi dua. Kelas 1, 2, dan 3 belajar di rumah warga, sedangkan kelas 4, 5, dan 6 menempati gedung sekolah.
Selain menyasar murid-murid, pihak sekolah juga memberi pengertian kepada orang tua yang masih mengkhawatirkan anaknya masuk sekolah. Berdasar usulan wali murid yang diterima pihak sekolah, para orang tua ingin agar KBM dilaksanakan pagi hari karena mereka m asih takut dengan aktivitas Merapi.
’’Mereka masih takut kalau siang hari masih mendengar gemuruh. Jadi orang tua minta agar sekolah dilakukan pagi hari,’’ tandas Suprapti.
Tingkat kehadiran murid juga belum penuh. Di SD Banyuurip 1, dari 144 murid, kemarin, baru 75 murid yang mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan di SD Tawangharjo, dari 102 murid, diperkirakan baru 90 murid yang sudah masuk sekolah. ***
Beri Pengertian pada Orang Tua Yang Khawatir


sumber : http://www.radarjogja.co.id/berita/metropolis/12021-guru-kerja-keras-kembalikan-semangat-siswa

Add to Delicious Digg It!
I Like It! Tweet It!
Add to Technorati Add to Facebook!

4 komentar:

ami mengatakan...

semoga semangat belajar mengajar ga terhenti

IF mengatakan...

semoga yg jadikorban bisa terbantu ya sob

sepak-bola-news mengatakan...

posting bagus sob

online smile mengatakan...

lam kenal, numpang baca sob

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Entri Populer

Pengikut

LINK EXCHANGE

blognewspepa.blogspot.com

Tukeran Link Yuk...!
Silahkan copy kode di atas...!
Saya akan segera link balik...!

Label