Keranjingan GPS Membuat Anda Pikun?


VIVAnews - Teknologi memang hadir untuk memudahkan tugas manusia. Tapi apa jadinya bila kecanggihan teknologi itu justru bisa berakibat buruk pada diri Anda?
Misalnya penggunaan perangkat navigasi berbasis satelit Global Positioning System (GPS). Menurut peneliti, penggunaan GPS yang terlalu berlebihan ternyata justru bisa menganggu sistem ingatan Anda.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari McGill University, Montreal Canada, pengguna GPS memilki resiko untuk menderita masalah ingatan dan orientasi tempat. Riset ini menggunakan FMRI atau functional magnetic resonance imaging, untuk memindai otak orang-orang yang diteliti.
Penelitian itu menggunakan dua metode yakni metode strategi navigasi spasial dan metode strategi stimulus-respon. Metode pertama yakni membuat orang untuk mengandalkan beberapa landmark (tempat patokan) untuk membangun kesadaran lokasi mereka. 
Dengan metode ini. orang yang tersasar akan tetap mengetahui bangunan-bangunan berciri unik atau bangunan yang pernah mereka jumpai di jalan, tanpa bantuan peta fisik maupun GPS.
Adapun metode strategi stimulus-respon, meneliti orang-orang yang melakukan perjalanan dengan rute yang sama secara terus-menerus, menghafal rute perjalanan mereka melalui rutinitas, dan ini merepresentasikan orang-orang yang biasanya menggunakan mode otopilot alias menggunakan perangkat GPS.
Ternyata, dari hasil penelitian terungkap bahwa responden yang lebih muda kebanyakan sangat tergantung dengan teknik navigasi spasial untuk menemukan obyek lokasi yang mereka cari, sementara responden yang lebih tua kebanyakan mengandalkan metode stimulus-respon.
Menurut peneliti, para responden yang menggunakan strategi navigasi spasial (metode non-GPS) berhasil meningkatkan aktivitas hippocampus pada otak mereka, yakni bagian yang bertanggung jawab pada memori dan navigasi.
Sementara para responden yang mengandalkan metode stimulus-respon seperti pada GPS, justru memiliki resiko kemandekan pertumbuhan pada hippocampus di otak mereka. Padahal, beberapa penyakit kehilangan ingatan, seperti misalnya Alzheimer, berefek pada hippocampus terlebih dulu.
"Membangun kesadaran peta (menggunakan metode non-GPS) memang butuh waktu dan usaha, namun, ini seperti “use it or lose it,” bagi penggunaan hippocampus," kata Veronique Bohbot, kepala tim peneliti dari McGill University, kepada situs Physorg
Memang, para peneliti tidak menganjurkan agar orang-orang meninggalkan penggunaan GPS sama sekali. GPS tetap merupakan alat yang sangat bermanfaat ketika mencari lokasi baru yang belum pernah disambangi. Namun, mematikan GPS saat pulang tentu akan melatih ingatan sehingga kita juga tidak terlalu banyak bergantung kepada teknologi tersebut. 
Menurut Bohbot dengan menggunakan ingatan spasial secara regular, mungkin bisa meningkatkan fungsi hippocampus dan membantu menangkis perusakan kognitif seiring usia yang semakin tua. Bohbot juga khawatir dengan mengurangi penggunaan navigasi spasial justru malah bisa mempercepat serangan Alzheimer’ atau dementia (pikun). (sj)


• VIVAnews
Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/191869-keranjingan-gps-membuat-anda-pikun-

» Read More...

NASA Temukan Makhluk Hidup Baru


Sebuah danau aneh berair asin di California ternyata menyimpan makhluk hidup yang lebih aneh lagi di dalamnya. Di sana, peneliti menemukan bakteri berkembang biak dengan arsenik. Penemuan ini meredefinisi kehidupan yang kita ketahui saat ini.


Bakteri yang ditemukan tidak hanya memakan arsenik, kata peneliti, tetapi mereka juga menggabungkan unsur beracun secara langsung ke dalam DNA mereka.


Temuan menunjukkan bahwa ilmuwan saat ini hanya mengetahui sedikit saja varian makhluk hidup yang menghuni Bumi. Bahkan mungkin tidak ada apa-apanya jika mereka menemukan berbagai bentuk kehidupan di bulan dan planet-planet lain.


“Kami telah membuka pintu ke kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain di jagat raya,” kata Felisa Wolfe-Simon, peneliti dari NASA Astrobiology Institute dan US Geological Survey yang mengepalai penelitian tersebut.


Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science tersebut, seperti dikutip dari LA Times, 3 Desember 2010, menunjukkan salah satu racun paling berbahaya yang ada di planet Bumi bisa menjadi sesuatu sangat berharga bagi makhluk hidup lain.


Halomonadaceae, bakteri yang dimaksud, ditemukan di danau Mono, California. Danau itu berada di kawasan volkanik yang sangat padat dengan mineral, termasuk arsenik dan kaya akan berbagai kehidupan, dan bakteria, kecuali ikan.


“Kehidupan umumnya mengandung elemen seperti karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor. Keenam elemen itu membentuk asam nukleat dan protein,” sebut tim peneliti dalam jurnalnya. “Tidak ada alasan elemen lainnya tidak digunakan, hanya saja ilmu pengetahuan tidak pernah menemukan apapun yang hidup yang menggunakan elemen di luar enam tersebut.”


Bakteri yang ditemukan itu tumbuh saat arsenik dan fosfor terkandung di air danau. Akan tetapi tidak demikian ketika keduanya disingkirkan dari air. Bahkan bakteri itu tumbuh dengan kadar arsenik yang tinggi.


“Sangat mengagumkan melihat bakteri itu bisa tumbuh dan bertahan hidup,” kata Wolfe-Simon. “Kita tahu bahwa beberapa mikroba bisa bertahan dengan arsenik, namun yang kami temukan kali ini adalah mikroba yang melakukan hal baru. Mereka membutuhkan arsenik untuk berkembang biak,” ucapnya.


Paul Davis, peneliti lain dari NASA dan Arizona State menyatakan, bakteria tersebut adalah makhluk hidup baru yang sangat unik. “Namun demikian, ia bukanlah mahkluk ‘alien’ yang hidup di silsilah yang berbeda dengan nenek moyang terpisah dengan makhluk hidup lain,” ucapnya.


Akibatnya, penemuan bakteri ini mendorong astrobiologis mencari kehidupan di planet lain yang tidak hanya memiliki elemen serupa dengan bumi. “Jika ada makhluk yang tidak lazim hidup di Bumi, kemungkinan ada juga kehidupan lain belum pernah kita lihat sebelumnya. Kini saatnya mencari tahu,” kata Wolfe-Simon.
• VIVAnews
Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/191970-nasa-temukan-makhluk-hidup-baru

» Read More...

Cacing Aneh Penghuni Laut Sulawesi


foto
San Cruz - Cekungan di Laut Sulawesi ternyata menyimpan makhluk aneh, sejenis annelida atau cacing berbuku dengan tentakel panjang yang tumbuh di kepalanya. Spesies baru yang dinamai Teuthidodrilus samaeitu adalah squidworm atau cacing cumi karena binatang tersebut memiliki banyak tentakel, seperti cumi-cumi.

Cacing berukuran 9,4 sentimeter itu sebenarnya jauh lebih cantik dan anggun dari seekor cacing maupun cumi-cumi. Dua tentakel di bagian depan mengulir bak tanduk. Delapan tentakel lainnya menjulang tinggi di atas tubuhnya, hampir sama atau bahkan jauh lebih panjang dari tubuhnya.

Barisan struktur mirip sirip tipis yang tumbuh berselang-seling di kedua sisi tubuhnya membantu binatang itu mengendalikan arah. Binatang yang berenang tegak tersebut memiliki enam pasang organ leher melengkung yang membantunya merasakan dan mencium di bawah air.
Berdasarkan video dan analisis spesimen, Osborn menggolongkan spesies itu ke dalam famili Acrocirridae, berkerabat dekat dengan cacing pengebom Swima bombiviridis dan Tawi-tawi. Mengingat bentuknya yang begitu berbeda dibanding "saudara" lainnya, T. samae dimasukkan ke genus baru.
Annelida itu ditemukan dalam sebuah ekspedisi menggunakan robot selam yang dikendalikan dari jarak jauh (ROV) pada Oktober 2007. Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Karen Osborn dari Scripps Institution of Oceanography di California, Amerika, itu menemukan T. samae pada kedalaman 2,8 kilometer. "Ini begitu menggairahkan karena binatang itu begitu berbeda dari spesies yang telah dideskripsikan sebelumnya, dengan perangkat kepala yang menakjubkan," kata Osborn.

Cacing cumi biasanya hidup di kedalaman 100-200 meter di dasar laut. Lapisan tersebut banyak dihuni oleh fauna dan flora yang ternyata belum dipelajari selama ini. Selama ini kawasan yang dikenal sebagai Coral Triangle tersebut tak "terjamah" karena peralatan untuk mengumpulkan sampel atau mengais dasar laut dalam itu tak dapat menjangkaunya. Spesimen yang bisa diangkat ke permukaan kerap rusak, sehingga tak dapat digunakan atau dikenali.

Dalam eksplorasi yang dipublikasikan dalam jurnal Biology Letters itu, tim Osborn mengumpulkan tujuh spesimen annelida. ROV Max Rover Global Explorer, yang dioperasikan dari kapal riset Filipina BRP Hydrographer Presvitero, melakukan observasi langsung di kolam air dalam itu, yang direkam dengan sebuah video berdefinisi tinggi. ROV juga dilengkapi alat penyedot high flow, sehingga dapat mengambil fauna kecil tanpa membuatnya hancur.

"Ketika mengeksplorasi kolom air dalam ini, saya memperkirakan lebih dari separuh binatang yang kami temukan adalah spesies baru yang belum pernah dideskripsikan," ujarnya.

Meski bertampang menyeramkan, cacing ini tampaknya bukan binatang pemangsa yang ganas. Dia hanya memakan "salju laut" alias sisa-sisa tumbuhan dan binatang mikroskopis yang tenggelam serta material feses dan lendir. "Meski cuma 'sampah', makanannya kaya nutrisi," kata Osborn.

TJANDRA DEWI | RSBL | NATURE
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/11/30/brk,20101130-295518,id.html

» Read More...

Terungkap, Mengapa Gigitan Hiu Putih Dahsyat


Headline
Gigi hiu putih merupakan simbol dari keganasan predator itu. Studi baru berhasil mengungkap rahasia dari gigitan hiu putih itu.
Ternyata, susunan otot-otot rahang hiu ini memungkinkannya menjaga kekuatan gigitannya tanpa perlu mempedulikan seberapa lebar mulutnya terbuka. Studi ini juga menunjukkan bahwa hiu dewasa sangat diuntungkan oleh daya gigit penuh ini.
Meski hiu putih remaja memiliki kekuatan untuk mengunyah makanan seukuran manusia dewasa, rahang mereka tak akan tahan terhadap tekanan yang dihasilkan.
“Susunan unik otot rahang hiu ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang perilaku makan spesies hiu lain dan bagaimana mereka merevolusi sebagai strategi keberhasilan perilaku makan mereka,” kata pemimpin studi dan mahasiswa doktoral University of New South Wales Australia Toni Ferrara.
Ahli biologi meneliti gigi hiu itu untuk mengetahui jenis makanannya. “Hiu putih memiliki gigi besar berbentuk segitiga yang berperan seperti gergaji,” kata Ferrara. Peneliti menggunakan simulasi komputer guna meneliti perilaku makan hiu ini.
Para ilmuwan menemukan, otot ikan hiu dipisahkan menjadi tendon bagian atas dan bawah. Hal ini seperti saat Anda sedang mendorong lemari es di lantai. Anda akan mendapat tenaga dorong paling kuat jika lengan Anda tegak lurus dengan lemari es.
Seperti dikutip dari Yahoo News, temuan ini diterbitkan dalam Journal of Biomekanik.[ito]
Sumber : http://teknologi.inilah.com/read/detail/1027062/terungkap-mengapa-gigitan-hiu-putih-dahsyat

» Read More...

Bakteri Unik, Singkap Misteri Makhluk Luar Angkasa

Bakteri Unik, Singkap Misteri Makhluk Luar Angkasa
HOUSTON--Di sebuah danau beracun di Kalifornia, Amerika Serikat telah ditemukan bakteri unik, yang menjungkirbalikkan semua teori mengenai dasar kehidupan. Salah satu komponen dari bakteri ini adalah arsenikum. Sebelum ini, tidak pernah ada bentuk kehidupan yang berasal dari arsenikum.

Demikian tulis para ilmuwan Amerika dalam majalah bergengsi Science. Organisasi Ruang Angkasa Amerika NASA juga menggelar konperensi pers mengenai penemuan ini Kamis. Desas-desus mengenai penemuan tersebut sudah menyebar selama beberapa hari. 

Senin lalu NASA menyatakan akan mengeluarkan pengumuman mengenai sebuah penemuan 'yang bisa berdampak terhadap pencarian bukti kehidupan di luar angkasa'. Awalnya muncul spekulasi bahwa para ilmuwan menemukan mahluk luar angkasa, tapi ternyata bukan. 

Penemuan bakteri Halomonadaceae ini memang memperbesar peluang bahwa ada kehidupan di planet-planet lain. Bakteri ditemukan di Danau Mono. Danau ini sangat beracun bagi segala bentuk kehidupan yang sejauh ini diketahui.



Sumber : http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/10/12/03/150409-bakteri-unik-singkap-misteri-makhluk-luar-angkasa

» Read More...

Wanita Spanyol Klaim Pemilik Matahari

foto
Sydney - Setelah sekian lama, akhirnya Matahari resmi dimiliki seseorang. Orang tersebut adalah wanita asal Spanyol, Angeles Duran. Duran telah mendaftarkan matahari sebagai miliknya ke notaris publik di Spanyol.

Kepada situs harian El Mundo, Duran, 49 tahun, mengatakan telah mendaftarkan diri sebagai pemilik matahari pada September lalu. Langkah tersebut dilakukan Duran setelah membaca berita bahwa seorang warga Amerika Serikat mendaftarkan diri sebagai pemilik bulan dan planet-planet lainnya di sistem tata surya kita pada September lalu

Menurut Duran, memang ada kesepakatan internasional yang menyebutkan tidak boleh ada negara yang mengklaim memiliki sebuah planet atau bintang. Akan tetapi, lanjut Duran, tidak ada larangan seseorang mengklaim memiliki sebuah planet atau bintang.

"Tidak ada halangan. Saya mendaftarkan klaim saya secara sah. Saya bukan orang bodoh. Saya tahu hukum. Saya melakukannya, tetapi orang lain sebenarnya bisa melakukannya terlebih dulu. Namun, tampaknya saya yang melakukannya pertama kali," ujar Duran.

Dokumen yang dikeluarkan notaris publik menyebutkan Duran sebagai 'pemilik Matahari, sebuah bintang dengan tipe spektrum G2, yang terletak di pusat sistem tata suraya, yang titik lokasinya kira-kira berjarak 149.600.000 kilometer'.

Duran, yang tinggal di Kota Salvaterra do Mino, mengatakan ia kini akan mengenakan tarif kepada setiap orang yang menggunakan Matahari. Duran akan memberikan setengah pendapatan dari tarif tersebut ke pemerintah Spanyol dan 20 persen ke dana pensiun Spanyol.

Ia juga akan menyumbangkan 10 persen dari pendapatan tersebut untuk penelitian, 10 persen untuk mengakhiri kelaparan di dunia, dan 10 persen untuk dia pribadi.

"Sudah saatnya memulai sesuatu dengan cara yang benar. Jika ada ide untuk meraup pendapatan dan memperbaiki ekonomi serta kondisi masyarakat, kenapa tidak dilakukan?" ujarnya.

HERALDSUN| KODRAT SETIAWAN


Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2010/11/29/brk,20101129-295352,id.html

» Read More...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Entri Populer

Pengikut

LINK EXCHANGE

blognewspepa.blogspot.com

Tukeran Link Yuk...!
Silahkan copy kode di atas...!
Saya akan segera link balik...!

Label