Warga di Zona Bahaya Merapi Akan Ditawari Transmigrasi

foto

Perkampungan tertutup abu vulkanik di Dusun Ngepos, Srumbung, Magelang, Kamis (11/11). Aktivitas Merapi masih tinggi yang mencetak rekor baru karena erupsi selama 192 jam dan telah memuntahkan material lebih dari 140 juta meter kubik ke berbagai arah. TEMPO/Arif Wibowo




Pemerintah Kabupaten Magelang berencana menawarkan transmigrasi pada penduduk yang tinggal di zona bahaya Merapi.

“Nanti (setelah bencana usai) akan ditawarkan transmigrasi,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Magelang, Nur Huda, ditemui di Posko Bencana Merapi Magelang, Kamis (18/11).

Pemerintah mencatat, ada 19 desa di Kabupaten Magelang yang dikategorikan masuk kawasan bencana Merapi. Desa-desa itu berada di Kecamatan Srumbung (delapan desa), Dukun (delapan desa) dan sisanya Sawangan (tiga desa). Di desa-desa itu terdapat 9.950 keluarga dengan total 34.978 jiwa penduduk.

Nur Huda mengatakan, tak banyak jumlah warga yang bersedia mengikuti transmigrasi ke luar daerah tiap tahunnya. Tahun ini saja tercatat sebanyak 80 keluarga di Kabupaten Magelang yang bertransmigrasi. Umumnya daerah yang menjadi tujuan adalah Tanah Toraja, Poso, dan Kapuas Hulu.

Sementara itu, arus kepulangan pengungsi ke desa asal mereka terus berlangsung di Magelang. Tak hanya warga yang tinggal di luar radius 15 kilometer dari puncak Merapi yang dinyatakan aman, bahkan juga warga yang berada di dalam radius itu.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang Mochamad Damil Ahmadyani mengatakan saat ini jumlah pengungsi di Magelang tersisa sebanyak 61.752 orang yang tersebar di 247 tempat pengungsian. “Berkurang terus tiap hari,” kata dia.

Rabu kemarin, kata dia, jumlah pengungsi di Magelang masih mencapai angka 66.880 orang yang tersebar di 256 tempat pengungsian. Jumlah itu bahkan jauh menurun dibanding hari-hari sebelumnya, yang mencapai sekitar 90 ribuan orang pengungsi.

Menurut dia, pemerintah menyediakan sarana angkutan bagi para pengungsi asal desa-desa di luar radius 15 kilometer dari Merapi untuk pulang ke rumah. Namun di luar itu, penduduk yang berada di dalam radius 15 kilometer, katadia, tidak disediakan transportasi. “Kalau warga yang di zona aman, difasilitasi,” kata dia, “Selain itu, berarti mereka nyolong-nyolong pulangnya.”
ANANG ZAKARIA

Sumber  http://www.tempointeraktif.com/hg/jogja/2010/11/18/brk,20101118-292614,id.html

Add to Delicious Digg It!
I Like It! Tweet It!
Add to Technorati Add to Facebook!

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Entri Populer

Pengikut

LINK EXCHANGE

blognewspepa.blogspot.com

Tukeran Link Yuk...!
Silahkan copy kode di atas...!
Saya akan segera link balik...!

Label